Renungan Kloset
Ada baiknya,
tak mencatat hidup
dalam lembarlembar buku harian
Suatu masa,
jika membacanya lagi
manis, membuat kita ingin kembali
Ada baiknya,
merenung hidup
dalam kloset yang sepi
Tak perlu malu,
mengenang, tersenyum atau menangis
Setelah itu,
siram semua
bersiap menerima makanan baru
yang lebih baik dari kemarin
Tepat sekali. Terkadang, kita tak hanya butuh cermin untuk berkaca. Tapi lembaran diary dan kloset yang sunyi.
***
Maaf
Maaf,
Tak bisa kutulis banyak
Tinta habis
Tadi malam kugoresi langit
dengan namamu......
Maaf adalah puisi yang tak pernah henti kujatuhcintai. Sederhana, tapi selalu menyisakan gigil ketika melafazkannya. Ya, beruntung sekali nama itu. Mengisi segenap langit di kedalaman malam. Biaskan kelam.
nice...
ReplyDeletepenuh sastra puisinya,,hehe bagus bro,,oia folow balik ya,,,
ReplyDeletetks...
ReplyDeletetapi btw aku bukan "bro" tapi "sis"..;)
manis puisinya... eh, jadi inget buku harianku waktu sekolah dulu pd kemana yaa...:)
ReplyDeletebagus si
ReplyDeletehehe cuma rada gimanaa gitu
uhukz (seperti di kloset) :D
wah puisinya mantaf neh...keren
ReplyDelete